Thursday, June 19, 2014

TAZKIRH JUMAAT 20 Jun 2014 / 22 Sya’ban 1435 : ASMAUL HUSNA : 29. AL-ADL, YANG MAHA ADIL, DI AMBANG PINTU RAMADHAN

Tazkirah Jumaat
20 Jun 2014 / 22 Sya’ban 1435

ASMAUL HUSNA : 29. AL-ADL, YANG MAHA ADIL

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (Qs. An Nahl 90)

Al-‘Adl, berasal dari tiga suku kata ‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak berpihak pada salah satu yang bersengketa.

Allah Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan taqwanya. Semakin tinggi taqwanya, semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Begitupun sebaliknya.

Dia berfirman: “Sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah adalah yang paling besar, dalam, dan tinggi taqwanya.”

Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi saksi kepada mereka yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya istilah dosa turunan, juga tidak ada hukum karma. Di hadapan-Nya masing-masing individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.

Lebih dari itu, keadilan-Nya selalu disertai dengan sifat kasih sayang. Dia memberi pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan melipatgandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.

Adil juga berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawan kata adil adalah Dzalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempat yang semestinya disebut dzalim atau berbuat aniaya.

Untuk memahami keadilan Allah, mari kita jelajahi benda-benda angkasa. Adakah di antara benda-benda itu yang ditempatkan semau-Nya? Semua tertata rapi, masing-masing menempati posisi yang pas dengan tingkat presisi yang sempurna. Bayangkan jika tidak presisi, tentu akan timbul benturan antara yang satu dengan lainnya. Sudah bisa diduga, berapa umur dunia ini.

Perhatikan firman-Nya: “Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (Qs. Qaf: 6)

Lalu perhatikan diri kita sendiri, betapa Allah dengan sifat Adil-Nya telah menempatkan seluruh anggota tubuh kita pada tempat yang semestinya. Dia telah menempatkan hidung, mata, telinga, kepala, tangan, dan kaki pada tempat yang pas. Bayangkan jika tempat masing-masing anggota tubuh kita tidak pada posisinya seperti sekarang ini. Duh, Maha Adil Engkau Ya Allah. “Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. Adz-Dzariyat: 21)

Lalu, masih sangsikah kita terhadap keadilan-Nya? Teladani keadilan-Nya dengan cara berbuat adil terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, masyarakat, dan kepada semua.

http://esq-news.com/2011/berita/10/13/al-adl-yang-maha-adil.html


DI AMBANG PINTU RAMADHAN

Hari ini kita sudah memasuki hari ke 23 bulan Sya’ban dan ini bererti tinggal 8 atau 9 hari lagi bulan Ramadhan akan menjelang tiba. Betapa ramai orang yang sebelumnya sihat walafiat, namun tidak mampu menemui bulan Ramadhan kerana telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Betapa ramai orang yang diberikan panjang umur hingga bulan Ramadhan tiba, namun tidak dapat menjalankan ibadah dan aktiviti pada bulan Ramadhan tersebut oleh kerana sakit, keadaan fizikal yang lemah dan lain-lainnya tetapi yang lebih menyedihkan lagi betapa ramai orang yang diberikan kesempatan hidup, umur panjang dan kesihatan serta kemampuan namun tidak mendapatkan keberkatan, kebaikan dan ampunan Allah swt sepert yang disebutkan dalam khutbah Nabi saw:

“Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini”.

Sudahkah kita berusaha menyambut Ramadhan sebagai tetamu yang istimewa?

Ibarat seorang pegawai tinggi kerajaan dari negara lain yang berkunjung ke negara kita, maka sudah semestinya persiapan diadakan jauh sebelum hari kedatangannya. Mulai dari persiapan sambutan oleh sekelompok pasukan angkatan tentera darat mahupun udara, persiapan acara untuk para tetamu sehingga kepada acara penutupan. Semuanya mesti dipersiapkan dengan baik agar tidak meninggalkan kesan buruk di mata para tetamu.

Ramadhan adalah tetamu agung yang Allah telah memuliakannya di banding bulan-bulan lainnya. Ayat dan hadist tentang beberapa kemuliaan Ramadhan tentu sudah biasa kita baca dan dengar melalui pembacaan dan ceramah-ceramah agama. Salah satunya adalah hadis berikut :

Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw (pada suatu hari, ketika Ramadhan telah tiba) bersabda: “Ramadhan telah datang kepada kamu, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kamu. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan , dan Dia kabulkan do’a. pada bulan itu Allah swt akan melihat kamu berlumba melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kamu, dan perlihatkanlah kebaikan diri kamu kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (HR At-Thabarani)

Ya Allah, selamatkanlah kami hingga bulan Ramadhan akan datang dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan dan terimalah seluruh amal kami pada bulan Ramadhan. Salam Ramadhan El- Mubarak.

http://badarsdar.wordpress.com/2009/08/14/di-ambang-pintu-ramadhan/

No comments: