Thursday, February 27, 2014

TJ 31 Jan. 2014 (29 Rabiul Awal 1435) : ASMAUL HUSNA : 24. AL-MU’IZ: ( المعز ) MAHA PEMBERI KEMULIAAN ATAU KEMENANGAN, FILSAFAT HIDUP RASULULLAH (SIRI V), KATA-KATA HIKMAH

Tazkirah Jumaat
31 Jan. 2014 (29 Rabiul Awal 1435)


ASMAUL HUSNA : 24. AL-MU’IZ: ( المعز ) MAHA PEMBERI KEMULIAAN ATAU KEMENANGAN

Dalam Al-Qur’an, kata Mu’iz, yang merujuk langsung pada sifat Allah, tidak ditemukan. Tetapi, kata kerja yang menunjukkan kegiatan Allah dalam penganugerahan kemuliaan kepada hamba-Nya, bisa dijumpai dalam beberapa ayat. Salah satu di antaranya adalah: “Engkau memberi kemuliaan kepada siapa yang Engkau kehendaki.” (Ali Imraan: 26)

Siapakah yang dikehendaki Allah untuk dimuliakannya? Al-Qur’an membocorkan rahasia itu kepada kita, sebagaimana firman-Nya: “Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafiq itu tiada mengetahui.” (Al-Munafiqun: 8)

Kemuliaan menurut ayat di atas hanya pantas disandangkan kepada mereka yang mempunyai kedekatan hubungan dengan Allah. Orang yang menjaga jarak dengan Allah, menjauh dari ajaran-Nya, dan melalaikan-Nya, maka Dia akan mencabut kemuliaannya.

Al-Qur’an mengingatkan tentang beberapa hal yang bisa melalaikan manusia dari mengingat Allah, di antaranya adalah harta kekayaan. Karunia Allah yang awalnya diberikan sebagai fasilitas hidup, tapi oleh manusia justru dijadikan sebagai tujuan hidup. Bahkan, sebagian besar manusia memandangnya sebagai kemuliaan. Tak heran jika ada yang mengira bahwa kemuliaan manusia itu terletak pada seberapa banyak harta yang dikumpulkan. Dalam keadaan seperti itu, manusia berubah dari Hamba Allah menjadi budak harta atau budak dunia. Mereka mengira bahwa harta, jabatan, popularitas, dan kemegahan duniawi lainnya bakal dapat mengekalkan dan menjadikannya abadi di dunia ini.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur”. (At-Takatsur: 1-2)

“Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah”. (Al-Humazah: 3 dan 4).

Pesan penting yang harus dicamkan baik-baik di sini, adalah bahwa kemuliaan itu bukan berada di luar, bukan faktor eksternal. Kemuliaan itu sesungguhnya ada pada diri kita sendiri, ketika kita mampu menggali nilai-nilai ilahiyah dalam diri. Inilah yang akan melahirkan percaya diri (self-confidence), menumbuhkan harga diri, dan selanjutnya mendorong kemandirian. Di sinilah sesungguhnya letak kemuliaan itu.

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (Al-Israa: 14)

Allah telah memuliakan kita karena kedekatan hubungan kita kepada-Nya. Satu lagi tugas kekhalifahan yang harus kita jalani, yaitu memuliakan orang lain. Jika kita ingin dimuliakan, maka muliakanlah orang lain. Jika kita ingin dihormati, maka hormatilah orang lain. Jangan sekali-kali memandang rendah orang lain, karena setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat. Yang membedakannya adalah iman dan taqwanya. Dengan semangat memuliakan, akan tercipta kedamaian dan ketentraman batin. (Hamim Thohari)

Al-Mu'iz bererti Maha Pemberi Kemuliaan atau Kemenangan. "Ya Mu'izz" dizikirkan sebanyak 140 kali setiap hari, Inshaa Allah akan memperolehi kewibawaan yang besar terutamanya ketua-ketua jabatan atau perniagaan.

http://esq-news.com/2011/berita/06/24/al-muiz-engkau-muliakan-yang-mulia.html


FILSAFAT HIDUP RASULULLAH (SIRI V)

6. Keenam : Suka memberi.

Sabda Nabi Yang ertinya : "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah".

Orang yang suka memberi, martabatnya lebih terhormat daripada orang yang suka menerima. Allah berfirman yang ertinya : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 261)

Tidak ada orang yang suka sedekah, kemudian jatuh miskin. Umumnya yang jatuh miskin kerana suka judi, togel, dan minuman keras. Dan kaya menurut Islam adalah kerja keras, hidup hemat, dan suka sedekah.

7. Ketujuh : Rasul pernah ditanya oleh para sahabat : "Wahai Rasul! Si pulan itu orang yang luar biasa hebatnya. Dia selalu berada dalam masjid, siang malam melakukan shalat, puasa, I'tikaf, berdo'a. Kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat, "Apakah orang itu punya keluarga?" Sahabat menjawab, "Punya Ya Rasul". Kata Rasul : "Orang tersebut adalah orang yang tidak baik!. Saya ini suka ibadah tapi disamping itu sebagai seorang suami, berusaha mencari nafkah. Sampai Rasul menyatakan: "Tergolong tidak baik orang yang hanya mementingkan urusan ukhrawi tetapi melalaikan urusan dunia".

Juga tidak benar orang yang hanya mementingkan urusan duniawi tapi melalaikan urusan ukhrawi. Yang paling baik adalah seimbang antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrawi dan tidak berat sebelah.

Oleh Al-Ustadz Drs. Burhanuddin

https://www.facebook.com/pages/Islamic-Articles/398821230148428


KATA-KATA HIKMAH

1. Maafkan semua orang sebelum tidur.Bersangka baik dengan Allah dan manusia.Tak payah simpan amarah dan dendam.Itu cuma beban yang meletihkan jiwa.Jiwa bukan sudah cukup terbeban?

2. Memaafkan orang lain, bererti memaafkan diri sendiri. Ya Allah, jadikan kami orang yang senang meminta maaf dan memberikan maaf.

3.  "Allah itu, lebih dari cukup. Lebih dari segala-galanya. Kau ada Allah, kau ada semuanya."

https://www.facebook.com/pages/Islamic-Articles/398821230148428

No comments: