26 Sept. 2014 / 1 Zulhijjah 1435
DERAJAT HADITS PUASA HARI TARWIYAH
Oleh: Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
Sudah terlalu sering saya ditanya tentang puasa pada hari tarwiyah (tanggal delapan Dzulhijjah) yang biasa diamalkan oleh umumnya kaum muslimin. Mereka berpuasa selama dua hari yaitu pada tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah (hari Arafah). Dan selalu pertanyaan itu saya jawab : Saya tidak tahu! Karena memang saya belum mendapatkan haditsnya yang mereka jadikan sandaran untuk berpuasa pada hari tarwiyah tersebut.
Alhamdulillah, saya telah menemukan haditsnya yang lafadznya sebagai berikut.
“Artinya : Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.
Diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus (2/248) dari jalan :
[1]. Abu Syaikh dari :
[2]. Ali bin Ali Al-Himyari dari :
[3]. Kalbiy dari :
[4]. Abi Shaalih dari :
[5]. Ibnu Abbas marfu’ (yaitu sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Saya berkata : Hadits ini derajatnya maudhu’ (موضوع). Sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.
Pertama: Kalbi (no. 3) yang namanya : Muhammad bin Saaib Al-Kalbi. Dia ini seorang rawi pendusta. Dia pernah mengatakan kepada Sufyan Ats-Tsauri, “Apa-apa hadits yang engkau dengar dariku dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas, maka hadits ini dusta” (Sedangkan hadits di atas Kalbiy meriwayatkan dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas).
Imam Hakim berkata : “Ia meriwayatkan dari Abi Shaalih hadits-hadits yang maudlu’ (palsu)” Tentang Kalbi ini dapatlah dibaca lebih lanjut di kitab-kitab Jarh Wat Ta’dil:
[1]. At-Taqrib 2/163 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar
[2]. Adl-Dlu’afaa 2/253, 254, 255, 256 oleh Imam Ibnu Hibban
[3]. Adl-Dlu’afaa wal Matruukin no. 467 oleh Imam Daruquthni
[4]. Al-Jarh Wat Ta’dil 7/721 oleh Imam Ibnu Abi Hatim
[5]. Tahdzibut Tahdzib 9/5178 oleh Al-Hafizd Ibnu Hajar
Kedua : Ali bin Ali Al-Himyari (no. 2) adalah seorang rawi yang majhul (tidak dikenal).
Kesimpulan:
[1]. Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) adalah bid’ah. Karena hadits yang mereka jadikan sandaran adalah hadits palsu/maudhu’ yang sama sekali tidak boleh dibuat sebagai dalil. Jangankan dijadikan dalil, bahkan membawakan hadits maudlu’ bukan dengan maksud menerangkan kepalsuannya kepada umat, adalah hukumnya haram dengan kesepakatan para ulama.
[2]. Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) adalah hukumnya sunat sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.
“Artinya : … Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu”. [Shahih riwayat Imam Muslim (3/168), Abu Dawud (no. 2425), Ahmad (5/297, 308, 311), Baihaqi (4/286) dan lain-lain]
Kata ulama : Dosa-dosa yang dihapuskan di sini adalah dosa-dosa yang kecil. Wallahu a’lam!
Disalin dari kitab Al-Masaa’il Jilid 2 (Masalah 48) hal. 176-178 , oleh guru kami Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat ~semoga Allah menjaganya~. (Pustaka Darus Sunnah – Jakarta, Cetakan 4, Th. 1427H/2007M)
http://moslemsunnah.wordpress.com/2011/11/03/puasa-hari-tarwiyah-8-dzulhijjah-oleh-al-ustadz-abdul-hakim-bin-amir-abdat/
MALU DAN TAKUTLAHLAH UNTUK MELAKUKAN DOSA DI HADAPAN ALLAH
Bahkan manusia sentiasa suka hendak meneruskan dosa (perbuatan kufur dan maksiat) dihadapan Allah (Qiyamah:6).
Hadid [4] ……Dia tetap bersama-sama kamu di mana sahaja kamu berada dan Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.
Malulah untuk melakukan kejahatan atau sesuatu yang tidak senonoh walaupun tidak dilihat orang kerana Allah SWT melihat apa yang kita lakukan. Latihlah diri agar malu kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda “Allah lebih berhak seseorang itu malu padaNya daripada manusia” (Hadith Riwayat Abu Daud).
Hanya dengan takut kepada Allah sahajalah, seseorang itu dapat melakukan segala ibadah. Semakin bertakwa, semakin rajinlah seseorang itu beribadah. Kadangkala kita terlepas takut sehingga melakukan dosa dan apabila longgar rasa takut maka rosaklah dunia. Takutlah kepada Allah sehingga kita tidak mampu untuk melakukan dosa, barulah diberi keberkatan. Takut kepada Allah perlu rapat dengannya. Takutlah kepada Allah samada secara zahir atau batin (di hadapan atau belakang manusia).
Allah mengetahui segala dosa kita yang dilakukan dihadapannya, bahkan ia direkod oleh malaikat Kiraman Katibin.
Al-Infitar [10] Padahal sesungguhnya, ada malaikat-malaikat yang menjaga dan mengawas segala bawaan kamu,[11](Mereka adalah makhluk) yang mulia (di sisi Allah), lagi ditugaskan menulis (amal-amal kamu) [12] Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan
http://nasbunnuraini.wordpress.com/2014/09/24/malu-dan-takutlahlah-untuk-melakukan-dosa-di-hadapan-allah/
WAKAF AL-QURAN KEBANGSAAN 2014
1. Deposit Terus ke Bank Islam (M) Berhad – 1403-201002-1452.
2. Khidmat Pesanan Ringkas (SMS), taip WAKAF10 dan hantar ke 33080
Keterangan lanjut : http://new.restu-art.com/wakaf-al-quran-peringkat-kebangsaan-2014-2/
No comments:
Post a Comment