Friday, October 25, 2013

Tazkirah Jumaat 25 Okt. 2013 : AL QAHHAR, SANG PENAKLUK, KELEBIHAN ORANG YANG MEMPELAJARI AL QUR’AN


Tazkirah Jumaat
25 Okt. 2013 (20 Zulhijjah 1434H)

15. AL QAHHAR, SANG PENAKLUK

Al-Qahhar adalah satu di antara 99 nama indah-Nya Allah, yang berarti menjinakkan atau menundukkan. Segala makhluk-Nya dijinakkan dan ditundukkan di bawah kekuasaan-Nya. Tiada satupun makhluk yang menentang-Nya kecuali mereka akan dikalahkan dan dihinakan, sekaligus.

"Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An’am: 18)

Dalam al-Qur’an, al-Qahhar disebut enam kali dan kesemuanya dirangkai setelah penyebutan kata al-Wahid, yang juga merupakan Asma Allah. Penyebutan nama dan sifat al-Wahid di depannya memberi arti kuat bahwa hanya Dia satu-satunya yang memiliki sifat Al-Qahhar. Orang yang mengaku dirinya Qahhar (penakluk) akan dikalahkan dan dihinakan-Nya. Fir’aun, dalam al-Qur’an dikisahkan pernah mengganggap dirinya sebagai “Qaahiruun” (penakluk) ketika dia memerintahkan untuk membunuh semua bayi lelaki.

“Fir’aun berkata: Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.” (QS. Al-A’raf: 127)

Allah membungkam Fir’aun dan orang-orang kafir lainnya dengan menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya, menekuk lutut para pembangkang dengan kekuasaan-Nya, menjinakkan hati para pecinta-Nya sehingga mereka bersuka cita menanti di depan pintu rahmat-Nya. Dia pula yang menundukkan panas dan dingin, mengalahkan besi dengan api, memadamkan api dengan air, menghilangkan gelap dengan terang, dan melenyapkan terang dengan kegelapan.

“Katakanlah: Jelaskan kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang bisa mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?

Katakanlah: Jelaskan kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang bisa mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Al-Qashash: 71 dan 72)

Sungguh, Allah telah mengalahkan semua makhluq-Nya, termasuk manusia. Dialah yang menjadikan manusia menjerit ketika lapar, menjadikannya lemah dan tak berdaya ketika kantuk dan tidur. Dia pula yang memberi manusia sesuatu yang tidak diinginkan dan menghalangi yang didambakan. Tak seorangpun yang bisa menolak ketika diberi celaka atau sakit. Sebaliknya, tak seorangpun yang bisa mendapatkan sesuatu yang dihalangi Allah.

Kepada manusia yang biasa menyombongkan ilmu dan teknologinya, Allah menantang, apakah mereka bisa menahan sebentar saja peredaran matahari? Apakah mereka juga bisa memperpanjang malam walau sedetik saja? Orang yang beriman segera akan menyadari dan berkata: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.” (QS. Az-Zukhruf: 12 dan 13)

Sekalipun Al-Qahhar merupakan nama dan sifat Allah yang tak patut seorangpun mengaku sebagai penakluk, tapi hal itu tidak menghalangi orang beriman untuk meneladaninya. Imam Al-Ghazali mempersyaratkan bagi mereka yang ingin meneladani sifat Al-Qahhar dengan terlebih dahulu menyadari bahwa tujuan penciptaannya adalah untuk menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Banyak halangan dan rintangan yang menjadi sebab tak terpenuhinya tujuan penciptaan tersebut, salah satunya adalah hawa nafsu. Untuk itu kita harus “Qaahiruun”, menjadi penakluk dan penjinak hawa nafsu kita sendiri.

Dalam hal penaklukan dan penjinakan nafsu, kita harus meneladani cara dan pendekatan Allah dalam menundukkan dan menjinakkan makhluq-Nya. Ketika Allah menaklukkan manusia, Dia tidak mencabut kebebasannya, apalagi mematikannya kecuali pada saat yang telah ditetapkan-Nya. Untuk itu, nafsu tidak boleh dimatikan. Nafsu hanya boleh diarahkan dan dikendalikan.

Islam mengakui perlunya memenuhi tuntutan nafsu selama tidak mengantarkan manusia menyimpang dari tujuan penciptaannya. Bagaimana mungkin manusia dicegah untuk memenuhi syahwat perutnya, sementara jasmani yang sehat dan kuat sangat dibutuhkan untuk memikul tugas-tugas di jalan Allah? Bagaimana mungkin nafsu seksual diharamkan, sementara anak keturunan yang shaleh sangat didambakan untuk melanjutkan generasi pengemban risalah-Nya?

Lebih jauh, Al-Qahhar jika dibumikan menjadi bahasa kepemimpinan, maka ia berarti kemampuan untuk mengarahkan orang lain pada kebaikan. Pemimpin yang baik adalah navigator yang tahu jalan yang lurus dan jalan yang harus dihindarinya. Ia memiliki kemampuan untuk membimbing anak buahnya agar senantiasa berjalan di atas rel yang lurus, tidak zig-zag agar lebih cepat mencapai tujuan. Untuk itu seorang pemimpin harus mampu menyatupadukan semua staf dan anggotanya menjadi satu kekuatan yang memiliki visi, misi, dan persepsi yang sama. Semoga kita bisa meneladaninya.

http://esq-news.com/asmaul-husna/2010/09/22/al-qahhar-sang-penakluk.html

Fadhilat Al-Qahhar:

Dizikirkan ‘Ya Qahhaar’ mengikut kemampuan atau sebanyak 306 X, Insya’Allah akan dijaga dari ketamakan & kemewahan dunia dan keluar dari hatinya kecintaan dunia dan kebesaran terhadap sesuatu yang lain daripada Allah SAW.

Sesiapa menyebut ‘Ya Qahhaar’ berulang kali, Insya’Allah akan mengatasi kehendaknya, dan akan mengalami jiwa yang tenang serta bebas dari segala perbuatan maksiat yang dilakukan olehnya & orang lain serta kecintaannya kepada Allah semakin bertambah.

Apabila dibaca‘Ya Qahhaar’ tiap-tiap hari dan malam sebanyak 306 X atau lebih, Insya’Allah baginya dapat  pertolongan Allah SWT atas musuhnya dan orang-orang yang selalu bermusuh itu akan sedar & tunduk akhirnya.

Sesiapa yang adanya hajat lalu berzikir ‘Ya Qahhaar’ 100 X, kemudian mengangkat kedua tangannya dan membuka akan kepalanya, Insya’Allah ditunaikan hajatnya.

http://shafiqolbu.wordpress.com/2011/10/30/fadhilat-asma%E2%80%99ul-husna-%E2%80%93-al-qahhar/


MOTIVASI DARIPADA HADIS NABI SAW
(DARIPADA USTAZ MOHAMAD RAZI BIN HAJI ZULKIFLI, BENTONG, PAHANG DARUL MAKMUR)
KELEBIHAN ORANG YANG MEMPELAJARI AL QUR’AN


Daripada Ali bin Abi Talib Karamallahuwajhah; beliau berkata, telah bersabda Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam: “Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.” (Riwayat Bukhari dan Tirmizi)

Keterangan : Al Qur’an adalah kalam Allah Subhanahu wataala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam untuk menjadi sumber ilmu yang tidak ada keraguan lagi padanya. Al Qur’an diturunkan untuk menjadi pedoman bagi manusia yang hidup di atas muka bumi ini. Segala undang-undangnya adalah benar, dan sesuai dalam mengatur urusan kehidupan manusia sepanjang zaman. Al Qur’an ialah kitab yang penuh dengan hikmah dan pengajaran, yang telah dijanjikan oleh Allah  Subhanahu wataala bahawa ia akan dipelihara daripada diubah, ditambah atau dikurang.

Oleh itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan al Qur’an akan menjadi mulia dan berharga. Mulai daripada membacanya, menghafalnya, mendalami isi dan kandungannya, mengajarkannya kepada orang lain dan sebagainya. Sesiapa yang belajar atau mengajar al Qur’an bererti dia telah melaksanakan sesuatu tugas yang sangat mulia dan sangat tinggi darjatnya serta sangat banyak pahala di sisi Allah  Subhanahu wataala.

(Sumber: 40 Hadis kelebihan ilmu dan ulama, Syeikh Ahmad Fahmi Zamzam)

No comments: