Friday, January 11, 2013

KEBAIKAN SUAMI TERHADAP ISTERINYA, DAHSYATNYA SEDEKAH, PENYESALAN JUGA SATU CARA BERTAUBAT

Tazkirah Jumaat
11 Jan 2013 (28 Safar 1434H)

MOTIVASI DARIPADA HADIS NABI SAW
(DARIPADA USTAZ MOHAMAD RAZI BIN HAJI ZULKIFLI, BENTONG, PAHANG DARUL MAKMUR)

KEBAIKAN SUAMI TERHADAP ISTERINYA

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Ingatlah, orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi  pekertinya. Orang yang baling baik budi pekertinya adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya.”

(Hadis riwayat at Tirmizi)

Antara kebaikan suami terhadap isteri:

1. Menjadi pelindung dan pemimpin.

2. Berlaku baik dan mendidik.

3. Memanggil nama yang paling disukai.

4. Memberi Mahar.

5. Memberi nafkah.

6. Menjaga aibnya.

7. Membantu isteri mentaati Allah.

8. Menjaga fizikal dan emosi isteri.

9. Bersikap adil dan saksama.

(Sumber: Majalah Anis bil. 185)


DAHSYATNYA SEDEKAH

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?”

Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?” Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api” (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).

Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?”

Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air” (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikta.

Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?”

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.

http://amalansedekah.blogspot.com/2008/08/dasyatnya-sedekah.html


PENYESALAN JUGA SATU CARA BERTAUBAT

Rasulullah s.a.w. bersabda “Sesungguhnya seorang hamba melakukan suatu perbuatan dosa tetapi apabila dia teringat perkara tersebut, maka dia merasa sedih; apabila Allah melihatnya benar-benar bersedih hati, maka dia mengampuni apa yang dilakukannya itu sebelum dia mengkifarahnya (menebusnya) tanpa melalui sembahyang dan tanpa berpuasa

(Riwayat Ibnu Asakir melalui Abu Hurairah r.a.).

“Penyesalan itu adalah taubat.” (Hadis riwayat Ibnu Majah). Dalam hadith ini, penyesalan itu sendiri adalah taubat, tanpa perlu melafazkan istigfar.

http://nasbunnuraini.wordpress.com/2012/09/23/penyesalan-juga-satu-cara-bertaubat/

No comments: