Saturday, January 18, 2014

Tazkirah Jumaat 3 Jan. 2014 (1 Rabiul Awal 1435) : 21. ASMAUL HUSNA : AL BAASITH (MAHA MELAPANGKAN), FILSAFAT HIDUP RASULULLAH (SIRI I)

Tazkirah Jumaat
3 Jan. 2014 (1 Rabiul Awal 1435)


21. ASMAUL HUSNA : AL BAASITH (MAHA MELAPANGKAN)
الباسط

"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hambaNya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi..." [Q.S. Asy-Syura: 27]

Al Baasith secara bahasa berarti keterhamparan, memperluas atau melapangkan. Allah Al Baasith, artinya Allah melapangkan segala sesuatu menurut hikmah kebijaksanaanNya. Allah melapangkan rezeki orang-orang (seperti orang yang bersyukur) yang Dia kehendaki. Dia melapangkan hati siapa saja yang Dia kehendaki.

"Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya dan (Dia) pula yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." [Q.S. Al Ankabut: 62]

"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki)..." [Q.S. Ar-Ra'd: 26]

Demikian pula Allah melapangkan hati orang yang Dia kehendaki, diantaranya orang yang sungguh-sungguh mencari hidayah Allah.

"Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam..." [Q.S. Al-An'am: 125]

Ketika kita senantiasa ingat dan taat kepada Allah maka hati menjadi tenteram.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." [Q.S. Ar Ra'd: 28]

Maka dari itu, marilah kita berusaha melapangkan hati orang lain (terutama orang-orang yang kita cintai) dengan cara membahagiakannya. Misalnya, apabila saudara kita membutuhkan bantuan maka bantulah dia sesuai dengan kemampuan kita. Bantuan yang kita berikan akan membuat hatinya senang.

Akhirnya, marilah kita berdoa, Ya Allah lapangkanlah untuk kami sebagian berkah-Mu, rahmat-Mu, karunia-Mu, dan rezeki-Mu. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kenikmatan abadi yang tiada terhalang maupun menghilang. [H.R. Bukhari, Ahmad, dan Hakim]

http://ruangpustaka.blogspot.com/2011/07/al-baasith-maha-melapangkan.html

KHASIAT

Bagi yang sedang terlilit hutang diajarkan untuk mendzikirkan “ Ya Ghoniyyu Ya Baasith.” Ghoniyy berarti Maha Kaya Raya, Baasith bererti Maha Melapangkan Hidup.

Ya Baasith Baca 10x setelah solat Dhuha sambil mengangkat kedua tangannya ke langit dan kemudian menyapukannya ke mukannya, Inshaa Alah akan dikurniakan rezeki yang tidak putus-putus dan di luaskan ilmunya.


FILSAFAT HIDUP RASULULLAH (SIRI I)

Filsafat hidup Rasulullah adalah sebagai berikut :

1. Pertama : Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat. "Wahai Rasulullah, bagaimana kriteria orang yang baik itu? Rasulullah menjawab:

Yang artinya: "Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang bermanfaat bagi orang lain".

Jika ia seorang hartawan, hartanya tidak dinikmati sendiri, tapi dinikmati pula oleh tetangga, sanak famili dan juga didermakan untuk kepentingan masyarakat dan agama. Inilah ciri-ciri orang yang baik. Jika berilmu, ilmunya dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Jika berpangkat, dijadikannya sebagai tempat bernaung orang-orang disekitarnya dan jika tanda tangannya berharga maka digunakan untuk kepentingan masyarakat dan agama, tidak hanya mementingkan diri dan golongannya sendiri.

Pokoknya segala kemampuan/potensi hidupnya dapat dinikmati orang lain, dengan kata lain orang baik adalah orang yang dapat memfungsikan dirinya ditengah-tengah masyarakat dan bermanfaat.

Sebaliknya kalau ada orang yang tidak bisa memberi manfaat untuk orang lain atau masyarakat sekitarnya bahkan segala kenikmatan hanya dinikmatinya sendiri, berarti orang itu jelek. Adanya orang seperti itu tidak merubah keadaan dan perginyapun tidak merugikan masyarakat.

Jadi filsafat hidup Rasulullah SAW menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kita sebagai manusia untuk memegang filsafat hidup. Orang yang hanya menanam rumput untuk makanan ternak ia akan mendapatkan rumput tapi padinya tidak dapat, sebaliknya orang yang menanam padi, ia akan mendapatkan padi dan sekaligus mendapatkan rumput, karena rumput tanpa ditanam akan tumbuh sendiri. Begitu juga dengan kita yang hidup ini, kalau niat dan motivasinya sekedar mencari rumput (uang) iapun akan memperolehnya, tetapi tidak dapat padinya atau tidak akan memperoleh nilai ibadah dari seluruh pekerjaannya.

Oleh karena itu dalam menjalankan kehidupan, niatkan untuk ibadah dengan suatu keyakinan bahwa pekerjaan dan tempat kerja kita, kita yakini sebagai tempat mengabdi kepada Nusa, Bangsa dan Negara, dan sebagai upaya menghambakan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian maka setiap hendak berangkat ke tempat bekerja berniatlah beribadah, Insya Allah seluruh pekerjaan kita akan bernilai ibadah, dan mendapatkan pahala.

Alangkah ruginya orang yang hidup ini niatnya hanya mencari "rumput" walau hal itu penting, tetapi kalau niatnya hanya itu saja, orang tersebut termasuk orang yang rugi, karena ia tidak akan mendapatkan nilai ibadah dari pekerjaannya.

Yang namanya ibadah bukan hanya shalat, zakat, puasa atau membaca Al-Qur'an saja, tetapi bekerja, mengabdi kepada masyarakat, Negara dan Bangsa dengan niat Lillahi Ta'ala ataupun ibadah. Hal ini penting untuk diketahui, karena ada yang berfilsafat: Kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau tidak ada duitnya malas bekerja.

Oleh : Al-Ustadz Drs. Burhanuddin

https://www.facebook.com/pages/Islamic-Articles/398821230148428

No comments: