Thursday, December 19, 2013

Tazkirah Jumaat 20 Dis. 2013 (17 Safar 1435) : KELEBIHAN SOLAT DUHA, DUNIA HANYA PERSINGGAHAN SEMENTARA, TABUNG MANGSA BANJIR SMS 13999

Tazkirah Jumaat
20 Dis. 2013 (17 Safar 1435)

MOTIVASI DARIPADA HADIS NABI SAW

(DARIPADA USTAZ MOHAMAD RAZI BIN HAJI ZULKIFLI, BENTONG, PAHANG DARUL MAKMUR)
KELEBIHAN SOLAT DUHA

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bersabda: Sesungguhnya di dalam syurga ada satu PINTU dikenali sebagai Pintu DHUHA. Apabila hari qiamat maka penyeru pun menyeru: mana orang orang yang mengekalkan Solat Sunat DHUHA. Ini pintu kamu. Masuklah melalui pintu ini dgn Rahmat Tuhan mu.  (Hadith riwayat At Tabarani)

Pengajaran :

1. Sesungguhnya Solat Sunat menampung kekurangan Solat Fardhu.

2. Solat Sunat Dhuha solat sunat yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Solat Sunat Dhuha boleh dilakukan 28 minit selepas waktu Syuruk.

Kiriman Ustaz Mohamad Razi Bin Haji Zulkifli, Bentong, Pahang

DUNIA HANYA PERSINGGAHAN SEMENTARA

Syukur padaNya masih dapat merasai pelbagai bentuk nikmat yang sementara ini. Mudah-mudahan ianya tak melalaikan dari tujuan hidup di muka BumiNya.

Hari ini kita semua menyedari & meyakini akan pastinya saat kematian itu & benarnya terdapat Azab & Nikmat disana. Dan Kita jua akan mengadap Tuhan yang telah memberi nikmat akal, kesihatan, pendengaran, penglihatan, rezeki, keluarga, serta nikmat-nikmat lainnya. Justeru itu perlunya kita manfaatkan sebaiknya nikmat pinjaman yang masih berbaki ini.

Renungilah akan pesanan Nabi Muhammad SAW :  Rebut 5 perkara sebelum datang 5 perkara : Masa sihat sebelum sakit, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sibuk, Muda sebelum tua, Hidup sebelum mati. (HR al-Hakim & al-Baihaqi)

Andainya kita tahu bila ajal itu akan datang, bila kiamat itu akan terjadi, sudah tentu kita semua akan berlumba-lumba mengerjakan kebaikan & meninggalkan kemungkaran disaat hampirnya waktu tersebut. Namun segalanya hanya Allah swt yang mengetahuinya. Justeru itu perlunya untuk kita menyaksikan sama Hari-hari hidup kita tentang mana Halal Haramnya, mana Perintah & LarangaNya.

1. Sihat sebelum Sakit

Nikmat yang paling besar dikurniakan ialah Kesihatan. (Jika ditimpa kesakitan segalanya terganggu, segalanya terbatas. Disaat itulah mula hadirnya perasaan untuk mengerjakan kebaikan, namun bila kesakitan sudah pulih. Segalanya sudah dilupai) Inilah tabiat manusia. Justeru itu sama-sama kita memanfaatkannya. Berlumba-lumba dalam mengerjakan kebaikan, fadhilat yang telah dihidangkan. Segalanya untuk ke Akhirat yang Kekal.

2. Kaya sebelum miskin

Segala rezeki dari Allah swt. Dia berkuasa bila-bila masa sahaja untuk mengambilnya. (Berlakunya kecurian, kebakaran & pelbagai cara boleh terjadi). Justeru itu perlunya kita sentiasa bersyukur atas segala pemberiannya, bersedekah menolong saudara kita yang berhajat memerlukannya.

3. Lapang sebelum sibuk

Lazimilah waktu lapang dengan sentiasa berzikir padaNya, membaca Al-Quran, mentadabur maknanya dan perkara-perkara yang menambahkan lagi keimanan padaNya. Agar hari-hari hidup kita hadir rahmat & berkat dariNya. (Ketika di pejabat, waktu pembelajaran & dalam keadaan apapun).

4. Muda sebelum tua

Masa yang semua ingin dicubainya, masa yang semua orang ingin jika dapat kembali semula. Masa yang melalaikan sebahagian besar masyarakat hari ini. Bila ditanya soal kelalaian mereka, akan dijawab (Umur masih muda lagi, dihari tua nantilah baru buat amal). Begitulah keadaannya. Lihatlah dimasjid-masjid, yang kelihatan hanya orang tua sahaja. (Ajal itu tak diketahui, ada yang masih dipanjangkan lagi umurnya, ada yang mati muda kemalangan, ditimpa penyakit dan ada yang terus leka). Justeru itu manfaatkanlah masa Muda kita dengan bersungguh-sungguh melaksanakan suruhanNya, manfaatkan tenaga, menafkahkan diri berkhidmat untuk Islam. Sebelum datangnya hari Tua. Hari yang sudah tidak mempunyai kekuatan. Selepas kematian nanti tak dapat lagi untuk kita beramal.

5. Hidup sebelum Mati

Kemuncaknya adalah ajal, saat yang ditakuti setiap orang. Ia tak mengenal Usia. Bila, dimana & bagaimana keadaannya hanya Allah swt yang tahu.

Marilah sama-sama kita menukar sikap hidup yang merugikan. Pandulah segalanya pada Al-Quran & SunnahNya. Pelajarilah Ilmu Agama. Tak salah nak mencari kenikmatan dunia selagi mana ianya tidak melalaikan dari tujuan Hidup. Cuba kita renungi ungkapan Abdullah bin Umar ra : (Beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari, dan beramallah untuk duniamu seolah-olah kamu hidup selamanya). Dunia itu jambatan Akhirat, keduanya saling memerlukan.

Firman Allah swt : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi & berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashash 77)

https://www.facebook.com/pages/Islamic-Articles/


TABUNG MANGSA BANJIR SMS 13999

Sistem tabung SMS 13999 yang telah dilancarkan untuk membantu meringankan beban mereka yang menjadi mangsa kepada bencana banjir yang sedang terjadi pada waktu ini. Kepada yang ingin menderma anda boleh melakukan dengan cara hantarkan derma melalui SMS dengan cara Taip : BANJIR kepada 13999. Derma boleh dibuat dengan Amuan RM1/RM3/RM5/RM10/RM15 DAN RM20.

CONTOH: BANJIR 1 untuk amaun RM1 dan hantarkan kepada 13999

Tazkirah Jumaat 13 Dis. 2013 (10 Safar 1435) : 20. AL-QAABIDH, YANG MAHA MENYEMPITKAN, SISTEM TABUNG KEMANUSIAAN MANGSA BANJIR SMS 13999

Tazkirah Jumaat
13 Dis. 2013 (10 Safar 1435)

20. AL-QAABIDH, YANG MAHA MENYEMPITKAN

Sebagian besar Ulama Islam menganggap kurang etis menyebut Asma Allah Al-Qaabidh tanpa menyertakan Al-Baasith. Menurut mereka, kesempurnaan Allah terletak pada kekuasaan-Nya untuk menahan dan melepas, menyempitkan sekaligus melapangkan. Mereka sangat khawatir jika Al-Qaabidh tidak disandingkan dengan Al-Baasith akan timbul kesan negatif pada citra Allah. Akan tetapi sebagian Ulama lain menyebutkan bahwa boleh-boleh saja menyebut Al-Qaabidh tanpa menyertakan Al-Baasith asal tidak disalah artikan.

Siapa yang bisa menyalahkan Allah ketika menyempitkan rizki seseorang? Siapa yang bisa menegatifkan citra Allah ketika memendekkan umur hamba-Nya? Di balik semua kebijakan-Nya terdapat hikmah yang Dia sendiri mengetahui-Nya, sedangkan manusia baru bisa mengambil hikmahnya setelah peristiwanya berlalu.

Al-Qaabidh diambil dari akar kata yang makna awalnya adalah “sesuatu yang diambil” atau “keterhimpunan pada sesuatu”. Makna dasar ini kemudian berkembang sehingga melahirkan makna baru, seperti: menahan, menggenggam, menghalangi, dan menyempitkan. Istilah Al-Qaabidh sendiri tidak dijumpai dalam al-Qur’an sebagai sifat dan asma Allah, kecuali hanya dijumpai dalam bentuk kata kerja yang pelakunya adalah Allah swt, sebagaimana ayat berikut:

“Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)

Sekalipun kata Al-Qaabidh tidak dijumpai dalam Al-Qur’an, tapi kita bisa menemukannya dalam berbagai riwayat hadits, di antaranya menjelaskan tentang kekuasaan Allah menahan nyawa hamba-hamba-Nya yang dike­hendaki. “Sesungguhnya Allah menahan nyawa (jiwa) kamu bila Dia menghendaki dan mengembalikannya jika Dia menghendaki”.

Dari uraian di atas, setidaknya kita bisa menyimpulkan untuk sementara bahwa Al-Qaabidh mengandung dua pengertian, yaitu menyempitkan rezeki dan memendekkan umur. Di tangan-Nya segala urusan rizki, dan di dalam genggaman-Nya pula soal nyawa makhluk-Nya. Ketika Dia menahan rizki milik-Nya atas seseorang, hendaklah ia tidak protes, sebab rizki itu milik-Nya dan hak-Nya Dia semata untuk membagikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Untuk itu, sikap yang baik adalah menerima dan meyakini akan kasih sayang-Nya. Keyakinan itu hendaknya diwujudkan dalam bentuk do’a dan ikhtiyar. Terus berusaha keras dan cerdas untuk memperolehnya, seraya tidak lupa memanjatkan do’a.

Bagi kita, mengenali sifat dan asma Allah Al-Qaabidh ini akan mendorong kita untuk berhati-hati menjalani hidup. Kita tidak akan main-main ketika diserahi titipan jabatan sebagai eksekutif, pengusaha, ulama, hakim, politisi, atau jabatan apapun, sebab bila Allah melihat sesuatu yang tidak beres atas perilaku hamba-hamba-Nya, maka Dia segera mengambil tindakan dengan dua tujuan, yaitu peringatan atau hukuman.

Ketika kita lalai menjalankan tugas atau menyelewengkan amanah karena khilaf, maka untuk memperbaikinya atau untuk mengembalikan kita pada “orbit” yang benar, Allah mengambil tindakan dengan menyempitkan gerak langkah kita melalui berbagai cara. Mulai dari menyempitkan rizki, memberikan rasa sakit, membatasi akses dan kesempatan, sampai pada menjadikan kita sesak dada dengan adanya berbagai tekanan dan himpitan permasalahan. Seorang yang arif ketika menghadapi situasi seperti ini segera menyadari bahwa itu semua adalah teguran Allah, kemudian meresponnya dengan kembali pada jalan yang benar sesuai kehendak-Nya.

Untuk itu kita diajarkan bermunajat kepada-Nya agar diberi hikmah kearifan, rabbi habli hukman (Tuhan, berilah aku hikmah kearifan) (QS. Asy-Syu’araa: 83). Dengan hikmah kearifan itu kita bisa menangkap berbagai bentuk “sinyal” peringatan Allah yang didatangkan kepada kita.

Adapun bagi mereka yang keras kepala atau hatinya telah mati, berbagai peringatan Allah tidak direspon secara positif. Mereka tetap berada di jalan yang sesat, sekalipun peringatan itu datangnya bertubi-tubi. Terhadap mereka ini sudah sepantasnya diberi hukuman.

Hikmah lain dari kesadaran kita terhadap Asma Allah Al-Qaabidh adalah penerimaan kita terhadap segala putusan Allah. Orang-orang yang arif akan memandang bahwa segala sesuatu yang telah diputuskan Allah pasti terbaik. Hal ini mengharuskan kita untuk “ridha”, menerima segala ketetapan Allah dengan lapang dada, baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Keridhaan itu merupakan manifestasi dari keyakinan kita kepada taqdir Ilahi. Dengan keridhaan itu, insya-Allah kita akan merasakan sekaligus menikmati lezatnya iman. Wallahu a’lam bish-shawab. (Hamim Thohari)

http://esq-news.com/asmaul-husna/2011/02/10/

20. “Ya Qaabidhu!” dizikirkan 100 x setiap hari, maka dirinya akan semakin dekat dengan Allah & terlepas dari segala bentuk ancaman.

SISTEM TABUNG KEMANUSIAAN MANGSA BANJIR SMS 13999

Sistem tabung SMS 13999 yang telah dilancarkan sebelum ini terbukti bermanfaat apabila negara kita dikejutkan dengan tragedi banjir yang paling dasyat yang menimpa beberapa buah negeri seperti Terengganu, Pahang dan Johor yang melibatkan kerugian besar kepada rakyat yang terlibat didalam bencana tersebut.

Oleh itu rakyat Malaysia diseru untuk membantu bagi sama-sama meringankan beban mereka yang menjadi mangsa kepada bencana banjir yang sedang terjadi pada waktu ini. Kepada yang ingin menderma anda boleh melakukan dengan cara hantarkan derma melalui SMS dengan cara Taip: BANJIR kepada 13999. Derma boleh dibuat dengan Amuan RM1/RM3/RM5/RM10/RM15 DAN RM20.

CONTOH: BANJIR 1 untuk amaun RM1 dan hantarkan kepada 13999

Tazkirah Jumaat 6 Dis. 2013 (3 Safar 1435H) : 19. AL-ALIIM, ILMU-NYA MELIPUTI SEGALA SESUATU

Tazkirah Jumaat
6 Dis. 2013 (3 Safar 1435H)

19. AL-ALIIM, ILMU-NYA MELIPUTI SEGALA SESUATU

Bagi Allah, tidak ada yang tersembunyi. Serapat-rapat manusia menyimpan rahasia, Allah pasti mengetahuinya. Sekelebat mata yang berkhianat, Allah mengetahuinya. Niat hati yang tersimpan rapi, Allahpun mengenalinya. Al-Qur’an telah menjelaskan hal tersebut: “Dia mengetahui (pandangan) mata yang berkhianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir: 19)

Lebih jauh dari itu, rahasia di balik rahasiapun, diketahui-Nya. Sesuatu yang sudah mengendap lama atau yang telah terlupakan oleh manusia, serta segala yang kini telah berada di bawah sadarnya, Allah tetap mengetahuinya. Dia berfirman:

“Jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia (mengetahuinya serta) mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi (dari rahasia).” (QS. Thaaha: 19)

Lalu, dapatkah kita bersembunyi dari pantauan-Nya? Dapatkah kita merahasiakan sesuatu di hadapan Allah? Dapatkah kita keluar dari monitoring-Nya?

Sungguh, Allah bahkan telah mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi, karena Dialah yang membuat rencana, Dia pula eksekutornya.

“Tiada satu bencanapun yang menim­pa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakan-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22)

Tidak hanya itu, bahkan Allah-lah sumber dari segala sumber ilmu. Dia tidak saja sekadar tahu, tapi Dia adalah sumber pengetahuan. Perlu diketahui bahwa ilmu Allah itu bukan hasil dari sesuatu, tapi segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia (nomena dan fenomena) ini merupakan hasil dari ilmu-Nya. Allah berfirman: “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (Al-Baqarah: 255)

Meskipun demikian, Allah tidak mau memonopoli ilmu-Nya sendiri. Dia mau berbagi (sharing) kepada makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dia menstransformasi dan mengajari manusia melalui “qalam”, sebagaimana firman-Nya: “Yang mengajari manusia dengan media qalam, mengajar apa yang mereka tidak ketahui.” (QS. Al-Alaq: 4-5)

Khusus dalam hal ilmu ini, manusia dibebaskan menyandang gelar aliim bagi mereka yang telah sampai pada kualifikasi tertentu. Orang yang berpengetahuan boleh disebut aliim, sama dengan Asma yang disandang Allah. Akan tetapi harus disadari bahwa ilmu manusia tetaplah tak sebanding dengan ilmu Allah, bahkan tidak ada apa-apanya. “Tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Israa: 85)

Untuk menggambarkan betapa sedikitnya ilmu manusia, Al-Qur’an menegaskan: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS. Al-Kahfi: 109)

Sekalipun sedikit, asal tidak disom­bongkan, Allah senantiasa mengangkat derajat mereka yang berilmu. Bagi yang menuntut ilmu, Allah mengganjarnya dengan pahala yang besar. Sedang bagi mereka yang telah berilmu, Allah mengangkat derajatnya. Allah berfirman:

“...Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah: 11)

Itulah sebabnya Rasulullah diperintahkan agar senantiasa berdo’a agar diberi tambahan ilmu. “(Bermohonlah wahai Muhammad) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaaha: 114)

Ilmu yang diharap oleh Rasulullah saw tentu saja ilmu yang menimbulkan dampak positif dalam kehidupan, yaitu ilmu yang melahirkan amal shalih yang sesuai dengan petunjuk Ilahi. Ilmu inilah yang akan menimbulkan kesadaran ten­tang jatidiri manusia yang merasa dhaif di hadapan Allah swt. Dalam pandangan islam, ilmu yang hakiki adalah ilmu yang mengantarkan pemiliknya kepada iman, dan ketundukan kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Mereka berkata, Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti terlaksana. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Israa: 107-109). (Hamim Thohari)

Majalah Nebula (eks ESQ Magazine) edisi cetak No. 17/Tahun II/2006

http://esq-news.com/asmaul-husna/2011/01/17/al-aliim-ilmu-nya-meliputi-segala-sesuatu.html

19. AL ‘ALIM

YANG MAHA MENGETAHUI / MAHA MEMILIKI ILMU - IA MENGETAHUI SEGALA-GALANYA. IAITU MENGETAHUI SEGALA YANG MAUJUD DAN TIDAK ADA SATU BENDA PUN YANG TERTUTUP OLEH PENGLIHATANNYA.

Dizikir ‘Ya ‘Alim’ sebanyak 100 X setiap selesai solat Maktubah, Insya’Allah akan mendapat kemakrifatan yang sempurna.

Sesiapa menyebut ‘Ya ‘Alim’ berulang kali, Insya’Allah akan bersinar hatinya dengan cahaya suci (makrifat), juga dibukakan pintu ilmu dan hikmah.

Sesiapa yang berzikir ‘Ya ‘Alim’  setiap selesai solat lima waktu sebanyak 100 X, Insya’Allah akan mendapatkan ilmu makrifat dan kasyaf serta iman yang sempurna.

http://shafiqolbu.wordpress.com/2011/11/03/