Friday, May 20, 2011

KISAH IBLIS YANG INGIN BERTAUBAT DAN TIDAK DITERIMA, UJIAN ALLAH

Tazkirah Jumaat
6 Mei 2011


KISAH IBLIS YANG INGIN BERTAUBAT DAN TIDAK DITERIMA

Iblis, dengan segunung catatan kejahatan dan dosa dosa paling mengerikan, tiba tiba terbersit dalam hatinya untuk bertaubat memohon keampunan kepada Allah yang telah menciptakannya.

Iblis sebagai panglima terdepan yang mengajak semua orang untuk menentang Allah tiba-tiba berbalik dan berniat taubat. Allah tidak pernah menutup pintu taubat bagi siapa saja yang mau bertaubat, tak terkecuali bagi Iblis sang penentang yang nyata. Bahkan ampunan Allah jauh lebih besar dibanding dosa apapun yang dilakukan makhluknya. Selama kematian belum datang, maka pintu taubat masih terbuka. Hal ini berlaku untuk seluruh makhluk taklif iaitu makhluk Allah dari jenis Jin dan Manusia. Dan Iblis masih segar bugar, jadi kesempatan taubat masih ada. Apakah taubat Iblis diterima Allah? Tentu! Karena Allah Maha Pengampun. Lalu bagaimana cara dia bertaubat?

Iblis tentu saja kenal Jibril sang pemimpin para malaikat. Iblis diberitahu Jibril bahawa hanya ada tiga syarat bertaubat,

1. Istighfar (memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh)

2. Menyesali semua dosa yang pernah diperbuatnya serta bertekad kuat untuk tidak lagi mengulanginya.

3. Laksanakan semua perintah Allah tanpa menawar

Diluar dugaan Iblis melakukan ketiga syarat tersebut dengan benar bahkan dalam waktu yang sungguh sangat cepat. Hal ini sangat masuk akal, mengingat Iblis termasuk salah satu Jin yang sangat cerdas. Apalagi didukung dengan umur Iblis yang sangat panjang sejak sebelum Adam sampai sekarang (lebih dari 11 ribu tahun), tentu pengalaman dan pengetahuannya tak ada manusia dan jin yang mampu menyamainya.

Tetapi ternyata usaha pertaubatannya terhenti pada satu perintah Allah pada syarat ketiga.

Jibril: Memohon ampunan dan menyesali dosa telah kau lakukan, dan hampir seluruh perintah Allah yang engkau sanggupi telah engkau lakukan, sekarang masih ada satu lagi perintah Allah yang harus engkau lakukan, apakah kau sanggup?

Iblis: Sanggup

Jibril: Baiklah. Allah memerintahkanmu untuk mendatangi kuburan Adam, bersujud pada Adam dan bersaksi bahwa Adam adalah makhluk yang dipilih oleh Allah untuk menjadi khalifah, pengurus, pengembang tanggung jawab di bumi. (Iblis terdiam)

Jibril: Bagaimana? Apakah engkau sanggup? Sungguh tinggal satu hal ini saja yang belum pernah engkau lakukan sejak Adam diciptakan dahulu.

Setelah beberapa kali Jibril bertanya akhirnya Iblis menjawab,

Iblis: Aku diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Aku lebih baik daripada Adam. Tapi kenapa aku yang harus sujud kepada Adam? Bukankah seharusnya Adam yang sujud kepadaku? Dulu Adam masih hidup, dan aku tak sudi bersujud padanya, apalagi sekarang dia sudah dimakan tanah. Takkan pernah aku berubah fikiran dalam hal ini. Kehadiran Adam membuatku tersingkir dari kedudukan mulia bersama malaikat. Sakit hatiku masih tersisa. Dahulu, hari ini dan sampai kiamat, aku tetap takkan sudi bersujud kepada Adam.

Jibril dan seluruh malaikat adalah makhluk mulia yang punya kedudukan yang sangat tinggi disisi Allah. Para malaikat yang teramat mulia semuanya tunduk pada perintah Allah termasuk ketika diseru untuk bersujud kepada Adam.

“Dan ingatlah ketika Kami serukan kepada para malaikat “Bersujudlah kalian semua kepada Adam” maka semuanya bersujud kecuali Iblis. Iblis enggan bersujud dan takabur (sombong). Dan (dengan demikian) Iblis termasuk orang yang ingkar (kafir)”

http://mo3slim.wordpress.com/2011/02/01/kisah-iblis-yang-ingin-bertaubat-dan-tidak-diterima/


UJIAN ALLAH

Hidup ini penuh dengan ujian dan cobaan. Segala sesuatu apabila tidak diuji dan dicoba, tidak nampak ke asliannya, sehingga orang tidak tau mana emas murni, dan mana loyang. Demikian pula pada manusia dan khususnya terhadap orang yang mengaku dirinya beriman, sudah tentu harus melalui ujian dan cobaan.

Firman Allah dalam Al-Ankabut (29 ayat 2-3): Apakah menusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan : “kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan benar- benar Allah mangetahui orang-orang yang benar dan mengetahui pula orang-orang yang dusta.

Al-Kahfi (18 ayat 7-8):

Dan sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi itu sebagai perhiasan, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik amal perbuatannya. Dan sesungguhnya kami akan menjadikan (pula) apa yang ada di atasnya menjadi tanah rata dan tandus

Ujian dan cobaan itu tidak hanya berupa kesusahan, kesulitan dan kesakitan saja, tetapi dapat juga berbentuk kesenangan, kesukaran dan kedukaan, sebagaimana Firman Allah :

Al-Anbiya (21 ayat 35): Dan kami akan uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan kepada kamilah kalian kembali.

Ujian Allah dengan nikmat harta kekayaan dan berbagai kesenangan, pada hakikatnya lebih berat daripada ujian dengan bencana, siksaan dan lain-lain. Hal ini di peringatkan oleh Allah Swt: dengan firman-Nya :

Al-Alaq (96 ayat 6-8): Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar malampui batas di kala menganggap dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rab tempat kembali.

Rasululloh SAW pernah berkata : Demi Allah, bukanlah kakafiran atau kemiskinan yang aku khuatirkan atas kalian, akan tetapi justru aku khuatir (kalau-kalau) kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah di berikan kapada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelumang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelumang dan binasa pula.

http://mo3slim.wordpress.com/2011/02/16/ujian-allah/

Saturday, May 7, 2011

KALIMAH 'BISMILLAH' SENJATA AMPUH LAWAN IBLIS, SYAITAN, ALLAH TIDAK MELIHAT KEPADA ORANG SOMBONG DAN UJUB

Tazkirah Jumaat
6 Mei 2011


KALIMAH 'BISMILLAH' SENJATA AMPUH LAWAN IBLIS, SYAITAN

Mukmin harus sentiasa berdoa bagi mendapat keberkatan dalam kerja.

APA saja pekerjaan yang ingin dilakukan hendaklah dimulai dengan ucapan 'Bismillah' yang bermaksud, Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Kalimat itu wajar diucapkan untuk mendapat berkat di samping memohon perlindungan Allah dari sebarang ancaman bahaya.

Ada dicatatkan, Allah akan bermurah hati menolong orang yang menyebut nama-Nya setiap kali memulakan tugas atau melakukan pekerjaan. Satu keadaan luar biasa diberikan Allah bagi siapa saja yang yakin, bersungguh-sungguh dan sentiasa mengingati-Nya.

Diceritakan bahawa Nabi Nuh bersama pengikutnya dan sejumlah binatang berpasangan selamat belayar dan kemudian berlabuh di pelabuhan setelah diajar Allah mengucap kalimah ‘Bismillah.’ Sementara mereka yang menentang dan menolak ajakan Nabi Nuh bertuhankan Allah, ditenggelamkan dalam banjir besar.

Hal ini difirmankan Allah dalam al-Quran yang bermaksud: “Dan Nuh berkata, naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu belayar dan berlabuhnya.” (Surah Hud, ayat 41)

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Allah yang pertama ketika Baginda berada di Gua Hira yang dibawa malaikat Jibril seperti firman Allah SWT yang bermaksud: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (Surah Al-Alaq ayat 1)

Yang dimaksudkan dengan nama Tuhan di sini ialah Allah. Jadi ‘bacalah dengan nama Tuhanmu’ bererti bacalah dengan Asmaa Allah, Bismillah atau bacalah dengan nama Tuhan Yang Maha Pencipta.

Sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: “Adalah Jibril apabila datang kepadaku pertama yang diberikan kepadaku Bismillahirrahmanirrahiim.”

Pengucapan kalimah ‘Bismillah’ hendaklah diresapkan ke dalam hati sewaktu mengucapkannya kerana Allah melihat hati manusia, bukan apa yang diucapkan tetapi apa terniat dalam hatinya.

Musuh utama manusia ialah iblis dan syaitan. Iblis dan syaitan bertekad dan meminta izin daripada Allah untuk menggoda dan menyesatkan umat Nabi Muhammad sehingga kiamat. Hanya orang beriman, beramal soleh dan kukuh keyakinan pada kekuasaan Allah dapat bertahan daripada godaan iblis dan syaitan seterusnya beroleh kemenangan.

Berlindung dengan Allah adalah senjata ampuh apabila berdepan iblis dan syaitan. Zikir adalah senjata ditakuti iblis dan syaitan.

Kalimah ‘Bismillah’ juga ampuh berdepan dengan kekuatan iblis dan syaitan. Kalimah itu bukan saja dapat menakutkan iblis dan syaitan, bahkan mengecilkan pengaruh, kekuatan, sekali gus mengecilkan gangguan mereka kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Dikisahkan bahawa syaitan gemuk bertemu dengan syaitan kurus. Si gemuk bertanya: “Apa yang menyebabkan kamu kurus? Syaitan kurus menjawab: Aku tinggal di rumah orang yang apabila memasuki rumahnya ia mengucapkan ‘Bismillah,’ dan apabila makan ia mengucapkan ‘Bismillah.’ Oleh kerana ucapannya itu aku menjadi kurus seperti ini.”

Syaitan gemuk berkata lagi: “Aku pula tinggal di rumah orang yang tidak mengerti apa-apa lalu aku menyertainya pada makanannya pakaiannya dan pergaulannya. Akhirnya kunaiki tengkuknya seperti kenderaan saja layaknya.”

Sabda Nabi SAW yang bermaksud: “Apabila salah seorang di antara kamu makan, maka hendaklah menyebut nama Allah. Lalu jika ia lupa menyebut nama Allah pada permulaannya, maka hendaklah ia mengucapkan, dengan menyebut nama Allah pada permulaan dan akhirnya.” (Hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi)

Demikian rahsia dan hikmah kalimah ‘Bismillah’ serta berkat yang diperoleh apabila kita mengucapkannya. Sesungguhnya apabila kita mengingati dan menyebut nama Allah, maka Allah akan mengingati, menolong, memudahkan atau meringankan pekerjaan yang kita laksanakan.

Sebahagian ulama berkata, barang siapa mengangkat kertas dari permukaan bumi yang dalamnya tertulis nama Allah, dengan tujuan mengagungkan-Nya atau berasa bimbang kertas itu dipijak, maka ia ditulis di sisi Allah daripada golongan siddiqin (orang yang benar).

http://www.bharian.com.my/bharian/articles/Kalimah_Bismillah_senjataampuhlawaniblis_syaitan/Article


ALLAH TIDAK MELIHAT KEPADA ORANG SOMBONG DAN UJUB

Rasulullah s.a.w. bersabda “Sesungguhnya Allah s.w.t. masih mahu menilik (melihat) kepada orang kafir (walaupun mereka tidak menyembahnya) tetapi Allah tidak mahu menilik (memandang) kepada orang yang sombong. Sesungguhnya Nabi Sulaiman Ibnu Daud menaiki angin (di atas permaidani) serta duduk berteleku, lalu baginda merasa ujub (hebat) dalam hatinya, maka baginda dicampakkan hingga jatuh ke tanah (Riwayat Thabrani).

Allah masih boleh melihat kepada golongan kafir tetapi Allah tidak menyukai orang yang sombong. Memakai kain labuh melebihi buku lali terutamanya ketika sembahyang juga termasuk dalam perkara menyombongkan diri. Rasulullah s.a.w. bersabda “Jauhilah isbal (pakaian yang labuh melebihi buku lali) kerana ia termasuk dalam perkara kesombongan” (Hadis Sahih Riwayat Abu Dawud).

Perasaan ujub (kagum) dengan kehebatan dan amalan sendiri juga menyebabkan pahala itu turun daripada diangkat ke langit. Janganlah merasa ujub, misalnya dengan mengatakan atau memikirkan “Aku ni selalu sembahyang berjemaah di masjid”. Seperti kata pepatah Melayu “masuk bakul angkat sendiri”

Nabi Sulaiman juga tidak terlepas daripada merasa ujub (hebat), semasa baginda menaiki permaidaninya yang diterbangkan oleh angin. Namun Allah s.w.t. mengingatkannya sehingga baginda terjatuh ke tanah. Begitu juga ayahndanya Nabi Daud yang merasa ujub dengan pelbagai kalimah zikir dan tasbih yang mampu diucapkan. Namun Allah mengingatkannya melalui Malaikat Jibril yang menyuruhnya mendengar zikir katak. Setelah mendengar zikir katak itu barulah baginda menyedari bahawa ada yang lebih hebat daripadanya.

http://nasbunnuraini.wordpress.com/2011/05/05/allah-tidak-melihat-kepada-orang-sombong-dan-ujub/

SILATURAHIM KERANA ALLAH LEBIH KUAT, TEGUH

Tazkirah Jumaat
29 April 2011 (25 Jamadil Awal 1432H)


SILATURAHIM KERANA ALLAH LEBIH KUAT, TEGUH
Oleh Nik Salida Suhaila Nik Saleh

Mereka yang harapkan ganjaran duniawi daripada teman bukan sahabat sejati.

KERANA orang mukmin adalah bersaudara, maka wanita tidak terkecuali dalam membina ukhwah sesama Muslim. Ikatan persahabatan yang tulus dan ikhlas berbeza dengan cara dilakukan oleh bukan Muslim kerana silaturahim yang dibina kerana Allah lebih kuat dan teguh.

Ia disebabkan iman setiap orang mukmin kepada Allah disambungkan kepada saudara seagama menjadikan pertautan hati dan jiwa serta akal dan rohani yang tiada taranya.

Sebab itulah ada persahabatan yang erat dan berpanjangan melebihi hubungan persaudaraan.

Sesama sendiri, Muslimah memiliki ikatan hati yang sangat kuat kerana ukhwah disebabkan cinta kepada Allah. Mereka saling mengingatkan antara satu sama lain, berkongsi rasa dan duka, gembira dan suka. Daripada hubungan persahabatan juga manisnya iman dapat dirasa sehingga ada yang berubah pendirian dan sikap untuk lebih menghampiri penciptanya.

Rasulullah bersabda bermaksud: "Ada tiga hal yang apabila ada pada seseorang, nescaya dia akan merasakan manisnya iman; menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. Dan apabila mencintai seseorang, dia tidak mencintainya melainkan kerana Allah. Dan dia enggan kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya seperti dia enggan dilemparkan ke neraka."

Orang yang merasai manisnya iman sukar berkongsi apa yang dirasai dengan orang lain melainkan perasaan sama turut dialami. Yang pasti, Nabi Muhammad digelar kekasih Allah adalah manusia yang paling dekat hatinya dengan Allah kerana Baginda mencintai Allah melebihi yang lainnya dan sanggup menghadapi bahaya dan bencana semata-mata untuk mempertahankan agama dan mesej yang dibawa dari Yang Maha Esa.

Umat Islam pula akan merasai manisnya iman dengan mencintai Allah dan Rasul lebih daripada segala-galanya. Bayangkan jika seseorang wanita menyintai suaminya tanpa berbelah bahagi sehingga sanggup meninggalkan agama, keluarga dan tanah air semata-mata untuk sentiasa berada di samping suami.

Itulah tanda cinta yang tiada bandingannya. Situasi sama perlu dirasai jika kita mencintai Allah dan Rasul sehingga cinta itu tidak terungkap oleh kata-kata, sebaliknya kita akan sentiasa gembira dan tenang apabila mendampinginya dan menjauhi apa yang tidak disukai kerana bimbang dibenci.

Wanita yang menjalin persahabatan sesama saudara seagama perlu mengambil kesempatan untuk merasai manisnya iman dengan membina ukhwah dan mencintai sahabat kerana Allah. Walaupun tiada di depan mata, silaturahim tetap terbina dengan ikatan hati yang kukuh jika kita sentiasa menghampiri-Nya kerana iman kepada Allah disambungkan kepada saudara seagama.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat, ayat 10 bermaksud: "Sesungguhnya orang mukmin adalah bersaudara".

Kesibukan dengan urusan harian dan komitmen kepada keluarga sepatutnya tidak membataskan wanita untuk menjalin hubungan persahabatan, tambahan pula kecanggihan teknologi yang ada pada hari ini memudahkan lagi perhubungan tanpa memerlukan masa dan tenaga yang banyak. Ada sahabat yang memerlukan kita untuk berkongsi masalah dihadapi dan meminta pertolongan untuk mengatasi kesusahan yang membelenggu.

Hubungan yang erat dan ikhlas tentunya dapat membantu sahabat dalam kesusahan dan sedikit sebanyak memanfaatkan diri kita yang dilahirkan ke dunia kepada orang lain. Jangan pula ada wanita yang mengambil kesempatan untuk membina hubungan sesama wanita melampaui batasan sepatutnya.

Ada segelintir yang mendakwa mencintai sahabat wanita sehingga sanggup menjalin hubungan songsang yang bertentangan dengan agama dan norma, bahkan ada yang meminta cerai suami untuk 'hidup bersama' dengan teman wanita yang dicintai.

Mereka mengambil kesempatan di atas jantina yang serupa untuk tinggal bersama tanpa menimbulkan syak wasangka tetapi hidup dengan nilai buruk dan menjijikkan, seolah-olah tidak mengetahui akibat apa yang dilakukan di akhirat nanti.

Tidak salah mencintai sahabat baik, mengasihi dan menyayanginya seperti kita dicintai, dikasihi dan disayangi tetapi biarlah kerana Allah, tidak melencong daripada landasan agama dan sentiasa saling mengingatkan azab yang pedih. Bahkan orang yang mengasihi kerana Allah mendapat kemuliaan, kebanggaan dan kehormatan pada saat Allah mengumpulkan mereka pada hari akhirat dan Allah akan menaungi mereka pada hari itu.

Persahabatan jujur lahir daripada hati yang ikhlas dan tidak mengharapkan apa-apa melainkan keredaan Allah. Sahabat sebegini mempunyai hati yang bersih dan rohani yang suci. Mereka tidak terganggu dengan mengadu domba, umpat keji, hasad dengki dan caci maki.

Mereka mampu menyingkirkan bisikan duniawi yang penuh syahwat dan menghancurkan agenda iblis yang sentiasa ingin membinasakan silaturahim sesama Muslim. Sebaliknya, sahabat yang keji sentiasa mengharapkan ganjaran duniawi dan menaburkan fitnah dan mencaci maki jika apa yang diingini tidak diperoleh.

Mereka lupa Allah mengangkat darjat orang yang mengasihi kerana Allah, bukan kerana wang dan pangkat. Abu Hurairah r.a daripada Rasulullah bersabda maksudnya; "Bahawasanya ada seorang lelaki yang hendak mengunjungi saudaranya di desa yang lain, maka Allah mengutus malaikat untuk menemuinya di sebuah jalan yang akan dilaluinya.

Selepas bertemu, malaikat bertanya kepadanya, "Ke manakah kamu akan pergi?" Lelaki itu menjawab, "Aku akan menemui saudaraku di desa ini." Malaikat bertanya lagi, "Apakah ada kenikmatan dunia yang kamu harapkan darinya?" Lelaki tadi menjawab, "Tidak demikian, tetapi kerana aku mencintainya kerana Allah. Malaikat berkata, "Sesungguhnya aku adalah malaikat yang diutus Allah kepadamu untuk mengkhabarkan sesungguhnya Allah mencintaimu sebagai mana kamu mencintai saudaramu kerana-Nya." (Hadis riwayat Muslim)

Penulis ialah Pensyarah Kanan Fakulti Syariah dan Undang-undang Universiti Sains Islam Malaysia (Usim)

http://mukmin.com.my/baca.php?id=536&kategori=12

Dipetik dari akhbar Berita Harian.